Minggu, 06 Maret 2011

SEKLUMIT curcol SITI #bukan nama sebenarnya

Siti, begitu mereka memanggilku. Aku hidup di tengah-tengah keluarga yang sangat harmonis. Papah mamah yang sangat sayang aku, kedua kakak perempuanku. Papahku seorang kepala instansi pemerintah, beliau pejabat provinsi. Mamahku seorang ibu rumah tangga, tapi eits jangan disangka ibu rumah tangga yang benar-benar sangat mengerti kebutuhan kita. Love her so much. Kemanapun kita pasti bareng, bahkan saat papahku sibuk pun, kita selalu meluangkan waktu untuk dinner bersama. What a life! 


Ya, tapi itu dulu. Beberapa tahun lalu. Sekarang kondisi berubah, sedikit demi sedikit. Papahku pensiun, kakak pertamaku melepas masa lajangnya, disusul oleh kakak keduaku. Dan aku? Harus kuliah di luar kota, demi masa depan yang aku berharap akan secerah atau lebih cerah dari papahku. Kondisi tak seperti dulu. Kakakku yang kedua, harus ikut suaminya di salah kota di Kepulauan Riau sana, jauh dari pandanganku. Tak ada lagi tatapan manjanya, tak ada lagi suara lembutnya. Tak ada lagi yang cerewet menyuruhku untuk membantu mamah ini itu. Yap, aku memang pemalas, dulu. Bahkan, dulu aku sama sekali tak mengerti gimana susahnya papahku membanting tulangnya hanya untuk menuruti apa mauku. Siti seorang yang egois, pemalas, dan pemarah. Itu dulu. 


Sekarang.... Aku tahu, gimana susahnya mencari nafkah. Aku tahu, papahku memulainya dari awal. Aku tahu, dulu papah rela hidup ngekos dengan mamahku untuk hidup mandiri, makan nasi dicampur jlantah, rumah kossannya kebanjiran. Dan aku dilahirkan di saat semuanya telah menjadi mudah. Ga ada kendala untuk mendapatkan apapun yang aku inginkan. 


Aku rindu keluarga yang dulu, ya Allah. Aku ingin kembali ke masa itu, masa dimana aku merasa sangat nyaman berada di tengah-tengah mereka. Masa dimana aku ga harus mengalami hal-hal sulit sendirian. Dewasa. Aku beranjak dewasa, dan aku benci itu! Semakin jauh untuk bisa kembali seperti dulu. Begitu rindunya aku pada mereka. Semuanya berubah... 


Jujur, aku jengah seperti ini. Setiap hari aku memohon, "ya Allah, kembalikan kondisi aku seperti dulu. Kembalikan keluargaku seperti dulu. Jangan terpisah. Aku sangat menyayangi papah mamahku. Berikan mereka umur panjang. Jangan sampai mereka menangis karena merindukan kami, jangan sampai mereka menangis nantinya karena kelalaian kami memperhatikan mereka. Berikan mereka cucu-cucu yang cerdas, yang dapat membanggakan uti kakungnya nanti. Dan berikan mereka kesempatan, untuk bisa melihat kami menjadi seorang nenek nantinya. Ya Allah, amiin amiin yarobbal alamiin...."


Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Sampai sekarang pun aku masih berharap, kembali ke masa itu, dengan kondisi yang berbeda. Entah kapan....




#END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar